Hikmah dan Rahasia Diutusnya Nabi Muhammad

Hikmah diutusnya nabi Muhammad

Hikmah diutusnya Nabi Muhammad 

Hikmah dan Rahasia Diutusnya Nabi Muhammad

Sebelum kedatangan Rasulullah, Muhammad, alam dunia berada dalam kelamnya kesesatan dan umat manusia tenggelam dalam kezhaliman dan kesewang-wenangan. Kemana saja Anda mengarahkan pandangan, Anda akan mendapatkan pelbagai kezhaliman yang sulit digambarkan oleh pikiran dan tidak mudah dilukiskan oleh ucapan sekalipun oleh ahli sastra.



Klik gambar, lalu pilih tab baru untuk memperjelas makna : Hikmah diutusnya nabi Muhammad

Dua negeri adidaya, Persia dan Romawi menguasai dunia kala itu. Persia menguasai dunia Timur sedangkan Romawi mengendalikan belahan Baratnya. Penguasa kedua negara tersebut berikut para pejabat dan orang-orang kayanya berbuat sewenang-wenang dan menimpakan beragam penyiksaan kepada rakyatnya. Selain ditindas, mereka juga diperbudak tanpa belas kasihan dan darah bersumpahan begitu saja. Hak-hak rakyat yang tidak berdaya dirampas dan hilang begitu saja di tangan para tiran dan kekuatan kaum zhalim. Atau silakan memberikan istilah yang tepat sesuka Anda!

Betapa banyak penganiayaan, penindasan dan penyiksaan terhadap mereka oleh para penguasa dan orang-orang berada yang punya pandangan bodoh bahwa orang-orang yang tingkatan hidupnya lebih rendah dari mereka adalah budak mereka, sementara mereka adalah manusia-manusia suci yang berkuasa. Lenyaplah keamanan di masyarakat, karena hati mereka sarat dengan rasa takut. Pelbagai bencana merebak. Bumi pun berguncang mengadu kepada Penciptanya tentang tragedi kemanusiaan yang menyayat hati. Beragam kesewenang-wenangan dan kezhaliman ini menjadi penyebab timbulnya rasa minder dan keterhinaan yang meresap pada jiwa sampai ia menjadi tabiat yang turun temurun dari generasi ke generasi. Ini adalah kondisi yang dialami oleh bangsa-bangsa yang tunduk dan patuh kepada penguasa, raja dan kaisar zhalim dan sewenang-wenang.

Hikmah diutusnya nabi Muhammad 

Sementara, bangsa Arab yang tidak tunduk kepada penguasanya, dilanda peperangan antara kabilah yang entah berapa banyak keluarga dan bangunan hancur karenanya. Sampai suara tangis dan ratapan memenuhi angkasa. Suara gendangnya menggoncang burung-burung di sangkarnya dan membuat gelisah binatang-binatang buas di hutan-hutan tempat tinggalnya.

Membunuh dan menjambret barang merupakan kebanggaan seorang Arab dan merampas milik orang lain adalah menjadi profesi utama mereka. Kebiadaban mereka sampai ke tingkat mereka begitu tega mengubur anak perempuan hidup-hidup tanpa ada alasan selain rasa malu jika mempunyai

Anak perempuan dan khawatir akan berbuat zina nantinya. Sebuah alasan yang jelas-jelas tidak dapat diterima oleh akal sehat. Kezhaliman mereka juga sampai ke batas mereka membunuh anak-anak mereka karena takut miskin. Keindahan sastra yang mereka miliki dan kepiawaian dalam pidato dan bersyair tidak memberi pengaruh positif apa pun pada jiwa mereka. Mereka tetap melakukan kekejian seperti itu. Inilah rangkaian peristiwa sejarah yang kita dapatkan. Anda dapat membaca setiap hari aneka tragedi mengenaskan seperti berbagai peperangan yang membuat bumi penuh dengan cecaran darah karena kesewenang-wenangan.

Silahkan klik gambar untuk memperjelas makna : Hikmah diutusnya nabi Muhammad 


Coba cermati, hanya karena seekor unta milik suku Bani Syaiban dibunuh oleh kepala suku Bani Rai’ah, pecah peperangan sangat dahsyat selama 40 tahun menurut sebuah keterangan. Inilah keadaan bangsa Arab dari sisi kezhaliman, kesewenang-wenangan seseorang terhadap orang lain.

Dari sisi lain, yakni sisi keyakinan, mereka terpecah-pecah dalam banyak kelompok dan aliran. Ada yang menyembah binatang. Ada yang menyembah batu. Ada yang menyembah api. Ada yang menyembah bintang dan ada pula yang menyembah sesembahan lainnya.

Semua itu adalah keyakinan sesat. Namun masih ada sisa-sisa syariat umat terdahulu dianut oleh sekelompok manusia. Itu pun sudah mereka selewengkan dan mereka susupi dengan perkara-perkara baru. Bahkan ada yang mereka ganti sehingga tampilannya tidak asli lagi seperti sedia kala.

Mereka berada dalam kesesatan dan menyesatkan, muncul pula beragam bidah dan peperangan yang mengganggu stabilitas kondisi mereka. Lebih dari itu, mereka membuat patung untuk mereka sembah sebagai tuhannya. Berdasarkan semuanya ini, dunia menjadi gelap gulita.

Silahkan klik gambar, lalu pilih tab baru untuk memperbesar makna : hikmah diutusnya nabi Muhammad 


Dunia seakan-akan menyampaikan keluhan melalui lidah yang fasih, "Wahai Tuhaku, selamatkanlah aku dari petaka ini. Tolonglah aku dari penderitaan ini". Lalu Allah mengabulkan permintaan itu dengan mengutus seorang rasul yang mulia, pemilik akhlak utama untuk segenap manusia. Dia adalah makhluk pilihan dan terbaik, dari kabilah terbaik, dan dari rumah terbaik. Mutiara yang bersih nan indah ini, himpunan keutamaan dan kemuliaan ini, Nabi terbaik yang melebihi malaikat ini, makhluk termulia ini, pun dihadirkan oleh Allah.

Hikmah diutusnya nabi Muhammad 


Kelahirannya terjadi pada 12 Rabi'ul-Awal tahun gajah bertepatan dengan 20 April tahun 571 M. di bumi Makkah. Ayahnya adalah Abdullah yang meninggal sebelum kelahirannya. Saat berusia 6 tahun, Aminah binti Wahab, ibunya menghadap Zat Maha Pencipta, sehingga ia diasuh oleh kakeknya. Beberapa tahun berjalan, kakeknya pun tutup usia. Sehingga ia dibesarkan dalam asuhan pamannya, Abu Thalib. Ayahnya tidak meninggalkan harta selain 5 ekor unta dan beberapa ekor kambing. Ada keterangan lain yang memaparkan hal berbeda. Ia hidup terhormat di antara anak-anak pamannya yang mengasuhnya. Sekalipun pamannya miskin dan tidak mampu mencukupi biaya hidup keluarganya, tetapi ia dikenal dermawan dan murah hati sampai menjadi sebuah pribahasa.

Rasulullah, Muhammad tumbuh di tengah-tengah mereka dengan akhlak karimah dan perangai mulia, sekalipun dalam kondisi yatim dan fakir. Di tengah-tengah gelapnya kekufuran dan kezhaliman manusia-manusia durjana seperti itulah, Nabi hidup sampai wahyu Ilahi diturunkan kepadanya. Hidup jauh dari berbagai khurafat dan kebejatan. Terhindar dari aneka kesesatan dan tanpa guru yang mengarahkan. Ia mentauhidkan sang Pencipta saat kaumnya menyekutukan-Nya. Padahal ia tidak bisa membaca dan menulis, apalagi menjadi ahli pidato dan penggubah bait-bait syair.

Hal ini tidak dapat dipahami kecuali oleh pemilik ilmu yang mendalam, yang mendapat cahaya hikmah. Tentu Anda tahu bahwa seorang anak akan tumbuh besar dalam keyakinan yang dianut oleh keluarga dan kaumnya. Tetapi Rasul Muhammad justru hidup berbeda dengan keyakinan mereka. Sanggatlah wajar kalau hal itu terjadi karena ia belajar membaca dan menulis. Juga tidak aneh jika ia memiliki perilaku dan keyakinan berbeda dengan kaumnya yang rusak dan sesat setelah ia dewasa dan akalnya sempurna.

Orang akan berkomentar, itu wajar karena kecerdasan akalnya. Yang mengagumkan adalah Nabi yang mulia ini memiliki akhlak karimah. Keyakinannya bersih dari kesesatan dan khurafat dan perilakunya jauh dari kebiasaan buruk kaumnya, justru semenjak ia kecil sampai ia diberi gelar Al-Amin (Yang sangat dipercaya). Sosok Nabi yang agung ini sungguh memukau. Berdakwah ke segenap makhluk, padahal ia bukan seorang penguasa, tidak memiliki harta dan prajurit sama sekali.

Ia melakukan dakwah seorang diri, tanpa pengawal atau pendamping yang membantu. Ia sendirian menghadapi para penguasa tiran dan manusia-manusia durjana serta para pembesar yang punya pengaruh kuat. Ia berhasil melengserkan mereka dari kursi kesombongan dan arogansinya hingga tunduk bersimpuh di hadapan Zat Pemilik kebesaran dan kekuasaan. Ia memberi pemahaman kepada mereka bahwa keperkasaan dan kemuliaan hanya milik Allah semata. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa pun yang Dia inginkan.

Ia mengajari mereka bahwa kekuasaan bukan untuk berbuat sewenang-wenang dan bukan pula untuk memperbudak manusia. Kekuasaan berfungsi untuk mendatangkan kemaslahatan bagi mereka dan menghapus semua bentuk kezhaliman. Pemegang tampuk kekuasaan tidak lebih dari seorang penggembala yang mengurus kambing-kambingnya, memeliharanya agar tidak disergap binatang buas atau terkena penyakit dan memberinya makanan yang bagus supaya tumbuh dengan sehat.

Ia memberi pemahaman kepada mereka bahwa mereka unggul bukan karena harta, jabatan maupun pengaruh, tetapi karena takwa dan mengikuti jalan yang benar.

إن أكرمكم عند الله أتقاكم.

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antaara kamu.” (Al-Hujurat: 13)

Para penguasa bertanggung jawab atas mereka di hadapan Allah Mahakuasa pada hari penghisaban amal kelak. Nabi termulia ini menyeru para pelaku penyimpangan dan kemusyrikan untuk meninggalkan penyembahan berhala dan ajaran yang penuh khurafat dan syak wasangka. Kepada mereka diserukan, bahwa tidak ada Zat Yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, Yang Menciptakan seganap alam ini. Yang tidak dapat dilihat oleh pandangan mata. Yang tidak terikat oleh ruang dan masa.

Yang tidak bisa dijangkau oleh pikiran dan lintasan-lintasan hati. Kekerdilan pikiran dan keterbatasan kemampuan kitalah yang menjadikan Dia tidak dapat terjangkau.

Nabi istimewa ini menyeru ahli kitab yang telah mengubah dan memalsukan apa yang telah diturunkan oleh Allah. Mereka telah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang sama sekali tidak memiliki manfaat dan mudharat. Mereka juga telah menyifati-Nya dengan sifat yang tidak sesuai dengan Zat-Nya.

Nabi yang agung ini menyeru mereka melalui ayat Al-Qur’an, “Katakanlah: “Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah.” (Ali Imran: 64)

Dia-lah Allah yang tidak melahirkan anak dan tidak dilahirkan serta tidak ada sekutu dalam kekuasaan-Nya.

Nabi teladan ini berhasil memadamkan aksi kebiadaban para penguasa durjana yang suka menumpahkan darah, menginjak-inja harga diri, membuat anak-anak menjadi yatim dan para wanita menjadi janda, menzhalimi yang tidak berdaya seenaknya dan menghina dinakan diri mereka dengan sikap arogansinya. Nabi ini menuntun mereka ke jalan lurus lalu mereka mematuhinya sehingga darah tidak lagi tertumpah, harga diri terpelihara, nyawa dan hartapun terlindungi, yang lemah tidak lagi dizhalimi.

Ia bersikap lemah lembut kepada para penyembah berhala dan penganut ajaran penuh khurafat dan para pengikut hawa nafsu yang tenggelam dalam kelezatan dunia dan rusak akhlaknya. Mereka dibimbing ke jalan yang lurus, diberi pemahaman bahwa kesenangan duniawi bersifat temporer, bahwa tidak ada kenikmatan sejati selain kenikmatan alam baka yang abadi. Yang sesat mendapat petunjuk, yang bejat akhlak menjadi beradab, yang perilakunya menyimpang akhirnya menjadi lurus.

Coba renungkan. Ia melakukan semua itu sendirian. Tidak mempunyai pengawal dan pendamping. Tidak punya menteri dan pembatu untuk menangani semua hal ini. Hal yang dapat menyurutkan tekad bagi orang lain karena begitu beratnya beban dan pengorbanan yang dibutuhkan. Nabi pemilik pribadi mulia ini tampil seorang diri. Namun para raja dan penguasa tunduk kepadanya. Ia lemah, tapi mampu membuat para penguasa tiran bertekuk lutut dan merontokkan mahkota kaisar dan kisra. Pikiran para filosof, pena para pakar dan cendekiawan, keindahan bahasa para sastrawan dan penyair, semuanya tumpul di hadapannya.

Nabi terkhir ini hidup dalam keadaan tidak dapat membaca dan menulis (ummi) di tengah-tengah penganut ajaran paganisme. Ia mengajari para pembaca kitab samawi agar benar-benar mendalami isinya dan menelitinya dengan baik dan seksama. Dakwahnya menyilaukan akal dan mengkanpaskan kemampuan para pemilik pikiran cemerlang. Terhadap manusia lemah yang menyimpan kekuatan luar biasa ini. Terhadap pribadi ummi namun sangat bijak dan adil dalam memutuskan ini. Terhadap pribadi yang tampil sendirian namun para raja dan pembesar berlutut kepadanya ini, bersimpuhlah segala makhluk.

Rasulullah memiliki jiwa sangat besar, selalu bercita-cita meraih keluhuran, tidak menyukai perkara-perkara rendah. Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa kakeknya mempunyai tempat duduk yang diletakkan di bawah naungan Ka’bah sebagai penghormatan kepadanya. Tidak ada yang menduduki kecuali dia sementara anak-anaknya hanya mengerumuninya dari kejauhan.

Saat Muhammad Rasulullah dalam asuhannya dan masih kanak-kanak, ia malah menduduki tempat tersebut. Paman-pamannya menyuruhnya turun tetapi Abdul-Muthalib, sang kakek meminta kepada mereka agar membiarkannya, karena ia akan menjadi orang besar, tuturnya. Lantas Abdul Muthalib mengajaknya duduk bersama seraya mengusap-usap punggungnya dan menghiburnya dengan menceritakan apa yang dilihatnya.

Wahai kalian yang melontarkan tuduhan jelek terhadap Islam. Wahai engkau yang mengingkari kerasulan pemimpin segenap manusia! Bukankah kisah ini merupakan salah satu mukjizat terbesar dan bukti yang sangat kuat bahwa apa yang dibawanya adalah benar? Kekuatan yang dimilikinya ini tidak lain datang dari Zat Pencipta semua makhluk, Zat Pemberi beragam nikmat dan karunia dan Zat Pemberi ilmu dan hikmah, Yang mengajari manusia dengan perantaraan pena.

Kini tahulah engkau, bagaimana pemimpin para nabi dan rasul ini berdakwah dan bagaimana pembawa risalah ini tumbuh berkembang? Ucapkanlah, “Ya Allah, berilah hamba tambahan ilmu”.


Berbagi

Posting Komentar