Bagaimana Hukum Wudhunya Orang yang Operasi Plastik di Wajah?

Operasi plastik Penghalang air wudhu

Ilustrasi 

Bagaimana Hukum Wudhunya orang yang Operasi plastik di wajah? Apakah operasi plastik menghalangi sampainya air sat Wudhu?

JAWABAN

Operasi plastik pada wajah termasuk kategori (merubah ciptaan Allah) yang dilarang oleh syara'. Kecuali ada kebutuhan yang dibenarkan oleh syara', seperti dalam rangka pengobatan atau pemulihan akibat kecelakaan dan sejenisnya. Tentang wudhunya ditafsil. Apabila sudah (menyatu atau melekat) maka sah, dan apabila belum, maka tidak sah.

Baca Juga ; Kotoran Kuku, Apakah Jadi Penghalang Sahnya Wudhu?

DASAR PENGAMBILAN HUKUM

a. QS. An-Nisa', 119:

ولأضلتهم ولأميينهم ولأمرتهم فليبتكن آذان الأنعام ولأمرتهم فليغيرن خلق الله ومن يتخذ الشيطان وليا من دون الله فقد خسر خسرانا مبينا (۱۱۹)

"Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya.

Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata".

b. Is'ad ar-Rafiq, I/122:

في خبر الصحيحين: لعن الله الواصلة والواشمة والمستوشمة والواشرة والمستوشرة والنامصة والمنتمصة.

Di dalam hadits Imam Bukhori dan Muslim: "(yang artinya) Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dengan rambut orang lain, dan orang yang membuat tato dan yang ditatonya, dan orang yang meruncingkan (memangur) giginya dan yang dipangurnya. Dan orang yang menghilangkan rambut muka (mengerik alis/bulu lentik) dan yang dikeriknya".

c. Is'ad ar-Rafiq, I/123:

أما لو احتاجت إليه لنحو عيب في السن أو علاج فلا بأس به كما قاله الكردي.

Adapun apabila ada hajat/kebutuhan yang mendesak dalam memangur giginya, seperti cacat didalam gigi, atau untuk mengobati maka tidak apa-apa (boleh) perbuatan tersebut, seperti yang telah dikatakan oleh Imam Kurdi.

d. Fath al-Bari, X/273:

قوله: (والمتفلجات للحسن) يفهم منه أن المذمومة من فعلت ذلك لأجل الحسن فلو احتاجت إلى ذلك لمداواة مثلاً جاز.

(Dan orang-orang yang merenggangkan giginya, untuk memperindah). Dari situ dapat diambil kefahaman, bahwa yang tercela (tidak boleh) itu, merenggangkan gigi yang bertujuan untuk mempercantik/memperindah. Namun seandainya hal itu diperlukan, seperti untuk mengobati, maka diperbolehkan.

e. Al-Qulyubi, I/39:

ويجب غسل يد التصقت في محل يده ولو من غير صاحبها بعد قطعها بحرارة الدّم، بحيث يخشى من إزالتها محذور تيمم، ويجب غسل ظاهر كف أو أصبع من نحو نقد، وغسل موضع شوكة إن كان لو قلعت لا ينطبق موضعها، ولا يصح الوضوء معها وإلا فلا

Wajib membasuh tangan yang sudah melekat pada tempatnya tangan meskipun bukan tangan miliknya, setelah diputuskan dengan menyatunya/mengalirkan darah, sekira membahayakan apabila dihilangkan sampai batas bahaya yang memperbolehkan tayammum. Dan wajib membasuh luarnya telapak tangan pada tempatnya, dan tidak sah wudhu bersama penghalang, kalau tidak menjadi penghalang tetapi sudah menjadi satu maka tidak wajib membasuh bekas zhahir potongan.

Berbagi

Posting Komentar