Kotoran Kuku, Apakah Menjadi Penghalang Sahnya Wudhu'?!


Namanya juga petani, setiap hari tak lepas dengan bercocok tanam, ngarit dan sebagainya. Dengan demikian, sering kali terlihat kuku mereka kotor tak terurus.

Pertanyaannya:

Yang menjadi permasalahan sekarang. Sahkah wudhunya jika dibawah kuku terdapat kotoran?


Jawab:

Diperinci

1. Sah jika kotoran tersebut tidak menghalangi sampainya air

2. Tidak sah jika menghalangi sampainya air

3. Di Ma'fu menurut imam Al-Ghazali, imam Juwaini dan Imam Qoffal

Keterangan tambahan :

Sekalipun sebagian Ulama memperbolehkan hal tersebut. namun, alangkah baiknya ketika kotor tetap dibersihkan demi menjaga pola hidup bersih dan sehat sesuai anjuran syariat.

Baca Juga :

Referensi:

بغية مسترشدين ص ٢٢

اَمَّا الوَسَحُ اَلَّذِى يَجْتَمِعُ تَحْتَ الاَظْفَارِ فَإِلَّمْ يَمْنَعْ وُصُوْلُ المَاءِ صَحَّ مَعَهُ الوُضُوءُ. وَاِنْ مَنَعَ فَلَا فِى الاَصَحِّ.

وَلَنَا وجْهٌ وَجِيْهٌ بِالعَفْوِ، اِخْتَارَهُ الغَزَاليُّ وَالجُوَيْنِيُّ وَالقَفَّالُ بَلْ هُوَ اَظْهَرٌ مِنْ حَيْثُ القَوَاعِدِ مِنَ القَوْلِ بِعَدَمِهِ عِنْدِيْ اِذِ المُشَقَّةُ تَجْلِبُ التَّيْسِيْر. فَيَجُوْزُ تَقْلِيْدُهُ بِشَرْطِهِ وَلَوْ بَعْدَ الصَّلَاةِ. انتهى

Adapun kotoran yang terkumpul dibawah kuku, apabila kotoran tersebut tidak mencegah sampainya air, maka sah wudhu'nya.

Namun apabila (kotoran tersebut) mencegah (sampainya air), maka tidak sah menurut pendapat yang lebih shahih.

Dan kami mempunyai pendapat yang terkemuka (wajih) dengan di ma'fu. Imam Ghazali, imam Juwaini, dan qoffal memilihnya. Bahkan pendapat ini lebih jelas dari sisi kaidah, yang berbunyi: kesulitan akan menarik kemudahan. Diperbolehkan mengikuti pendapat ini dengan syaratnya, sekalipun selesai shalat.


Wallahu A'lam

Berbagi

1 komentar

  1. Kurratul Latifah
    Like it