Benarkah Puasa Separuh Bulan Sya'ban itu dosa?

 

Benarkah Puasa Separuh Bulan Sya'ban itu dosa?

Assalamualaikum Wr. Wb

Sekilas saya pernah mendengar bahwa puasa di separuh dari bulan Sya'ban itu dosa, sedangkan istri saya memiliki hutang puasa wajib selama sebulan penuh karena melahirkan pada tahun lalu. Bagaimana solusinya jika istri saya Puasa, Ustadz

Terima kasih.

Syafiudin (Tolontoraja, Pasean)

____

Wa Alaikum Salam Wr. Wb

Bapak Syafiudin yang kami hormati. Semoga sakinah mawadah warahmah menyertai anda dengan istrinya. Amiin

Selanjutnya terkait dengan pertanyaan yang telah diajukan kepada kami, istri bapak boleh mengganti (meng-qadha') puasa tersebut sekalipun pada bulan Sya'ban, bahkan diperbolehkan mengganti puasa wajib di separuh bulan Sya'ban.

Ada tiga keadaan yang diperbolehkan berpuasa di separuh bulan Sya'ban salah satunya adalah meng-qadha' puasa wajib.

Hal ini seperti yang telah dijelaskan dalam kitab Taqriratus Sadidah fi Mas'alatil Mufidah, halaman 437

(مسألة) متى يجوز صوم يوم الشك او النصف الاخير من شعبان؟

يجوز صومها فى ثلاث حالات

١. إذا كان صوم واجبا كقضاء، او كفارةاو نذر

٢. إذا كان له سنة معتادة (ورد) كصوم الإثنين والخميس 

٣. إذا وصل النصف الثاني بما قبله. بأن صام يوم خمسة عشرة، فيجوز له أن يصوم اليوم الذى بعده يوم ستة عشرة، وإذا صام يوم ستة عشرة جاز له صوم يوم سبعة عشرة. وهكذا إلى اخر الشهر. فإذا أفطر يوما واحدا حرم عليه صوم بقية الشهر


Kapankah diperbolehkan berpuasa saat hari Syak atau separuh bulan kedua dari bulan Sya'ban?

Jawaban: diperbolehkan berpuasa saat hari Syak atau separuh bulan kedua bulan Sya'ban dalam tiga keadaan:

1. Ketika melakukan puasa wajib seperti puasa Qadha', kafarat atau Nadzar.

2. Ketika memiliki kebiasaan berpuasa seperti biasa melaksanakan puasa Senin Kamis.

3. Ketika menyambung separuh bulan kedua bulan Sya'ban dengan hari-hari sebelumnya, semisal puasa tanggal 15, maka diperbolehkan puasa pada hari 16, 17 dan seterusnya hingga akhir bulan. Jika di pertengahan tidak puasa sehari saja, maka setelahnya sampai akhir bulan diharamkan berpuasa.

Semoga jawaban ini bisa menjadi solusi kebingungan bapak Syafiudin.


Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Thariiq

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Berbagi

2 komentar

  1. Anonim
    Barokallah
  2. Anonim
    Mantap Al Miftah selalu memberi solusi