Sebagian masyarakat mengira, ketika ada seorang perempuan melamar laki-laki, maka perempuan itu dianggap agresif dan tidak punya malu.
Pertanyaan
Sebenarnya bagimana pandangan syariat apabila ada seorang perempuan melamar laki-laki karena menginginkan suami yang shalih?
Jawaban
قال الإمام البخاري -رحمه الله- باب عرض المرأة نفسها على الرجل الصالح.
قال أبو عبد الله حدثنا علي بن عبد الله قال: حدثنا مرحوم قال: سمعت ثابتا البناني قال: كنت عند أنس وعنده ابنة له قال أنس جاءت امرأة إلى رسول الله -صلى الله عليه وسلم- تعرض عليه نفسها قالت: يا رسول الله! ألك بي حاجة فقالت: بنت أنس ما أقل حياءها واسوأتاه! قال: هي خير منك رغبت في النبي -صلى الله عليه وسلم- فعرضت عليه نفسها
Anas r.a berkata:
Suatu ketika ada seorang wanita mendatangi Rasulullah ﷺ untuk menawarkan dirinya (agar dinikahi). Perempuan itu berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau mempunyai keperluan denganku (apakah engkau butuh saya)?
(Diwaktu itu ada anak perempuan Anas disampingnya) Maka putri Anas itu berkata, Betapa sedikit rasa malunya wanita itu! Alangkah hinanya perbuatannya!
(Mendengar perkataan anaknya) Anas menjawab, Dia lebih baik darimu, karena dia memiliki keinginan kepada Nabi ﷺ, lalu dia menawarkan dirinya kepada nabi.
أي: تحب أن تكون زوجة له، وأن تكون من أمهات المؤمنين الذين يكن زوجات له في الآخرة، وفي
Yakni, dia ingin menjadi istri beliau, dan menjadi salah satu dari Ummahatul Mukminin (para ibu orang-orang beriman) yang menjadi istri beliau di akhirat. Dan dalam hal itu terdapat kemuliaan dan keutamaan bagi mereka.
فالحاصل... الخ يجوز للمرأة أن تعرض نفسها، يعني سواء يعرضها وليها أو تعرض نفسها إذا رأت أن هذا رجل يحب أن يتزوج يريد أو يلتمس زوجة ولكنه لم يعرف من يناسب له، أو لم يشعر بمن يناسب له، فلو اتصلت به وقالت: إذا كان لك رغبة فإني لي رغبة؛ حرصا منها على يكون زوجها من أهل الصلاح ومن أهل الاستقامة، ومن أهل الفضل فلا مانع من ذلك.
Dapat disimpulkan, diperbolehkan bagi seorang wanita untuk menawarkan dirinya, baik melalui wali yang menawarkannya atau dia sendiri yang menawarkan dirinya, jika ia melihat bahwa pria tersebut adalah orang yang menginginkan pernikahan atau sedang mencari istri tetapi belum menemukan yang sesuai dengannya atau belum menyadari keberadaan wanita yang cocok untuknya.
Jika wanita itu menghubunginya dan berkata: Jika engkau memiliki keinginan, aku juga memiliki keinginan, maka hal itu diperbolehkan, dengan niat agar suaminya berasal dari kalangan orang saleh, istiqamah, dan memiliki keutamaan. Tidak ada halangan dalam hal ini.
Semoga bermanfaat