Sebelum mendownload Kitab ada baiknya membaca sinopsis Kitab terlebih dahulu
Qasidah Burdah: Makna dan Pengaruh di Pesantren
Qasidah Burdah adalah salah satu karya sastra Islam yang paling populer di dunia, termasuk di kalangan pesantren. Ditulis oleh Imam Al-Bushiri (wafat 1294 M), qasidah ini terdiri dari 10 bab dan 160 bait dalam bentuk syair pujian kepada Nabi Muhammad ﷺ. Karya ini menjadi bagian penting dalam pendidikan pesantren karena mengandung nilai-nilai akidah, cinta kepada Rasulullah, serta adab dan akhlak mulia.
Makna Qasidah Burdah
Di pesantren, Qasidah Burdah memiliki makna mendalam sebagai:
1. Ungkapan Cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ
Setiap bait dalam Burdah mengajarkan rasa rindu dan cinta kepada Rasulullah sebagai teladan utama umat Islam. Pesantren sering membacakan Burdah untuk menumbuhkan rasa cinta ini dalam hati para santri.
2. Pendidikan Akhlak
Burdah tidak hanya berisi pujian kepada Nabi, tetapi juga mengajarkan pentingnya akhlak mulia. Pesantren menggunakan Qasidah Burdah untuk menanamkan nilai-nilai seperti kesabaran, keikhlasan, dan tawadhu (rendah hati).
3. Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah
Qasidah Burdah juga merupakan bentuk doa dan dzikir. Melantunkannya dianggap sebagai ibadah yang mendekatkan pembacanya kepada Allah.
Nilai dalam Tradisi Pesantren
1. Pendidikan Seni Islam
Qasidah Burdah sering diajarkan melalui seni qira'ah dan lagu. Santri belajar melantunkan syair dengan nada indah, yang juga menjadi sarana melestarikan seni Islam tradisional.
2. Penguatan Kebersamaan
Tradisi membaca Qasidah Burdah dilakukan secara berjamaah, baik dalam kegiatan harian maupun acara tertentu seperti Maulid Nabi. Ini memperkuat rasa persaudaraan di antara santri.
3. Pengingat untuk Meningkatkan Iman
Pesantren sering mengaitkan pembacaan Burdah dengan momen refleksi untuk memperbaiki diri dan meneguhkan iman, terutama dengan bait-bait yang berisi istighfar dan doa keselamatan.
Bab Penting dalam Qasidah Burdah
1. Bab Pujian kepada Rasulullah ﷺ
Menggambarkan kemuliaan sifat Nabi dan peran beliau sebagai rahmat bagi alam semesta.
2. Bab Peringatan terhadap Hawa Nafsu
Imam Al-Bushiri mengingatkan bahaya hawa nafsu yang dapat menjauhkan manusia dari jalan yang benar.
3. Bab Keajaiban Mukjizat Rasulullah ﷺ
Berisi kisah-kisah mukjizat Nabi, seperti Isra' Mi'raj, yang menguatkan keyakinan santri akan keistimewaan beliau.
Pengaruh Qasidah Burdah di Pesantren
1. Motivasi Spiritualitas
Membaca Qasidah Burdah sering menjadi sumber motivasi spiritual bagi santri untuk meneladani akhlak Nabi.
2. Pengenalan Sastra Arab Klasik
Pesantren menjadikan Burdah sebagai bahan pembelajaran sastra Arab, sehingga santri tidak hanya memahami isi syair, tetapi juga belajar struktur bahasa dan keindahan retorikanya.
3. Media Dakwah
Burdah sering dibaca dalam kegiatan dakwah untuk memperkuat syiar Islam di masyarakat.
Kesimpulan
Qasidah Burdah memiliki makna yang sangat dalam di lingkungan pesantren, baik sebagai karya sastra, media pendidikan, maupun sarana dakwah. Melalui pembacaan dan pengajaran Qasidah Burdah, pesantren tidak hanya menanamkan kecintaan kepada Rasulullah ﷺ, tetapi juga membentuk karakter santri dengan nilai-nilai akhlak mulia.