Terjemah Nashoihud Diniyah

Terjemah Nashoihud Diniyah

 

Terjemah Nashoihud Diniyah Juz 1 Lengkap

MUQADDIMAH KITAB

بسم الله الرحمن الرحيم

ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم سبحانك، لا علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنتَ العليم الحكيم.

Dengan nama Allah swt Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Tiada daya maupun kekuatan kecuali milik Allah swt Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Maha Suci Engkau ya Allah, yang mana kami tidak memiliki ilmu kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

الحمد لله رب العالمين ، الذي جعل الدعوة إلى الهدى، والدلالة على الخير ، والنصيحة للمسلمين ، من أفضل القربات ، وأرفع الدرجات ، وأهم المهمات في الدين

Segala puji bagi Allah swt, Tuhan alam semesta yang menjadikan seruan menuju kebaikan dan memberi nasehat kepada umat Islam merupakan ibadah paling utama, derajat yang tinggi dan hal yang paling penting dalam agama.

وذلك سبيل أنبياء الله المرسلين، وأوليائه الصالحين، والعلماء العاملين الراسخين في العلم واليقين . وصلى الله وسلم على سيدنا ومولانا محمد الرسول الأمين ، والحبيب المكين، خاتم النبيين ، وإمام المتقين ، وسيد السابقين واللاحقين ، وعلى آله وأصحابه المخلصين الصادقين ، وعلى التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين

Karena itulah jalan para nabi dan rasul, para auliya,' shalihin, dan ulama al-'Amilin yang kokoh kedudukannya dalam ilmu dan keyakinan. Semoga Allah swt senantiasa bershalawat dan bersalam kepada junjungan kita Baginda Muhammad saw. Seorang Rasul terpercaya, kekasih yang teguh, penutup para nabi, pemimpin orang-orang bertakwa, pemimpin orang-orang terdahulu maupun yang akan datang. Beserta keluarga, para sahabat yang ikhlas dan setia, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik sampai hari kiamat.

Amma ba'du. Rasulullah saw bersabda: 


إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِيءٍ مَانَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهَجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكَحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَىٰ مَاهَاجَر إِلَيْهِ

Artinya: "Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang niatnya berhijrah karena Allah swt dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapat balasan hijrahnya dari Allah swt dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang niatnya berhijrah untuk dunia yang ingin ia peroleh atau wanita yang ingin ia nikahi, maka balasan hijrahnya sesuai niat hijrahnya." (HR. Bukhari Muslim).

Dalam hadis lainnya, Nabi Muhammad saw bersabda:

الدِّينُ النَّصِيْحَةُ. قَالُوا: لِمَنْ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلَكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ

Artinya: "Agama adalah nasehat.' Kemudian para sahabat bertanya: 'Kepada siapakah wahai Rasulullah?' Beliau saw menjawab: Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang awamnya." (HR. Muslim).

وهذا كتاب ألفناه وجمعنا فيه نُبذاً من النصائح الدينية، والوصايا الإيمانية . وقصدنا بذلك النفع والانتفاع ، والتذكر والتذكير لأنفسنا ولإخواننا من المسلمين.

Buku yang ini kami susun didalamnya sekelumit nasehat-nasehat yang berkaitan dengan agama dan merupakan wasiat keimanan. Dengan tujuan untuk bermanfaat bagi kami dan orang lain, dan juga sebagai bahan peringatan serta renungan bagi kami dan saudara-saudara kami sesama muslim.

وقد جعلناه بعبارة سهلة قريبة ، وألفاظ سلسة مفهومة ؛ حتى يفهمه الخاص والعام ، من أهل الإيمان والإسلام. وسميناه كتاب ( النصائح الدينية والوصايا الإيمانية ). نسأل الله تعالى أن يجعله خالصاً لوجهه الكريم ، ومقرباً إلى جواره في جنات النعيم،

Kami menulisnya dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh umat Islam, baik kalangan khusus maupun kalangan umum.

Kami beri judul kitab ini 'an-Nashaih ad-Diniyyah Wal Washaya al-Imaniyyah.' Semoga Allah swt menjadikan penulisan ini ikhlas semata-mata karena-Nya, yang dapat mendekatkan ke sisi-Nya di surga yang penuh kenikmatan abadi.

وأن يعظم النفع به لنا ولكافة إخواننا من المؤمنين ؛ فإنه ولي ذلك، والقادر عليه . وحسبنا الله ونعم الوكيل . وما توفيقي إلا بالله عليه توكلت وإليه أنيب

Juga menjadikannya manfaat yang besar bagi kami dan seluruh saudara-saudara kami seiman. Sesungguhnya Allah swt lah penentu segala sesuatu dan penguasa segala sesuatu. Cukuplah Allah swt sebagai penolong kami dan Dialah sebaik-baik pelindung. Hanya Allah swt sajalah yang dapat memberikan taufik. Dan hanya kepada-Nya lah aku bertawakkal dan berserah diri.

Takwa

Allah swt berfirman:

وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا )

Artinya: "Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya daripada Allah?" (Qs. an-Nisaa' ayat: 87).

Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا )

Artinya: "Dan siapakah orang yang lebih dipercaya perkataannya daripada Allah?" (Qs. an-Nisaa' ayat: 122).

Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءُ فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءٰايَتِهِ، لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (٣) وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأَوْلٰىِٔكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَتُ وَأَوْلَىِٔكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ()

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya. Dan janganlah sekali-kali engkau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kalian semuanya kepada (tali) Agama Allah, dan janganlah kalian bercerai berai. Ingatlah atas nikmat Allah kepadamu, ketika engkau dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu. Lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan engkau telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kalian mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datangnya keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (QS.Ali Imran ayat: 102 - 105).

Firman Allah swt yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya." Merupakan perintah dari Allah swt kepada para hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa kepada-Nya. Seakan-akan dalam hal ini Allah swt telah mengumpulkan seluruh kebaikan dunia akhirat dalam ketakwaan. Kepada orang-orang yang beriman, Allah SWT perintahkan untuk bertakwa agar mereka mendapat kebaikan dan kebahagiaan yang Allah swt himpun di dalamnya sebagai tanda kasih sayang-Nya bagi para hamba-Nya yang beriman. Dan sesungguhnya Allah SWT Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.

Takwa merupakan wasiat Allah SWT, Tuhan alam semesta untuk seluruh makhluk dari generasi yang pertama maupun yang paling akhir. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

Artinya: "Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kami dan juga kepadamu. Maka dari itu bertakwalah kepada Allah." (Qs. an-Nisaa' ayat: 131).

Jadi, tidak ada suatu kebaikan pun di dunia dan akhirat, yang dzahir maupun yang batin melainkan ketakwaan adalah jalan satu-satunya untuk mencapainya. Demikian pula tiada keburukan di dunia dan akhirat, yang dzahir maupun batin, melainkan ketakwaan adalah benteng yang kokoh untuk melindungi diri darinya dan selamat dari mara bahayanya.

Berapa banyak Allah swt mensejajarkan dalam Kitab-Nya yang mulia, tentang ketakwaan dengan keberuntungan, serta kebahagiaan yang besar. Diantaranya kebersamaan Allah swt dalam penjagaan-Nya yang lembut. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ ))

Artinya: "Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (Qs. al-Baqarah ayat: 19-4).

Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ )

Artinya: "Dan bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarkanmu." (Qs. al-Baqarah ayat: 282).

Diantaranya kita bisa membedakan saat timbulnya kesamaran serta kebingungan, adanya penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

يَأَيُّها الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ()

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Qs. al-Anfaal ayat: 29).

Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

وَإِن مِنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا () ثُمَّ نُنَحِي الَّذِينَ اتَّقَواْ وَنَذَرُ الظَّلِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا.

Artinya: "Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa. Dan membiarkan orang-orang yang dzalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (Qs. Maryam ayat: 71 - 72).

Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

وَيُنَجِّى اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يحْزَنُونَ )

Artinya: “Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Ketahuilah, bahwa mereka tiada disentuh oleh adzab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita." (Qs. az-Zumar ayat: 61).

Diantara manfaat bertakwa adalah solusi serta jalan keluar dari berbagai macam kesulitan, dan juga dapat mendatangkan rezeki yang tiada terduga-duga, serta kemudahan dan pahala yang besar.

Sebagaimana firman Allah swt

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَحْتَسِبُ

Artinya: "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 2 - 3).

Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ، يُسْرًا ( )

Artinya: "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam segala macam urusannya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 4).

Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ، وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا ()

Artinya: "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi segala kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya." (Qs. ath-Thalaq ayat: 5).

Diantara kebaikan itu adalah jaminan Allah swt untuk mendapatkan surga. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِى نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَن كَانَ تَقِيًّا ()

Artinya: “Itulah surga yang akan Kami berikan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa." (Qs. Maryam ayat: 63).

Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ

Artinya: "(Apakah) perumpamaan (penghuni)surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Muhammad ayat: 15).

Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ ()

Artinya: "Dan (di hari itu) didekatkan surga kepada orang-orang yang bertakwa." (Qs. asy-Syuaraa' ayat: 90).

Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّتِ النَّعِيمِ ()

Artinya: "Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa, akan disediakan surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya." (Qs. al-Qalam ayat: 34).

Dalam ayatnya yang lain, Allah swt berfirman:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّتِ وَهَرِ فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِندَ مَلِيكِ مُقْتَدِرٍ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat itu yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa." (Qs. al-Qamar ayat: 54 - 55).

Di antara juga kita akan mendapat kemuliaan di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَنَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian." (Qs. al-Hujurat ayat: 13).

Jadi, kemuliaan disisi Allah swt hanyalah diukur dengan ketakwaan. Bukanlah karena nasab, harta benda, ataupun yang lainnya. Berapa banyak Allah swt dan Rasul-Nya menjanjikan akan kebaikan, kebahagiaan, derajat yang tinggi, serta beberapa banyak keberuntungan yang tidak terhitung yang dapat diperoleh melalui jalan ketakwaan.

Betapa indahnya gubahan syair mengenai hal ini:

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka itulah orang yang digiring kepadanya segala perdagangan yang menguntungkan."

Penyair lain berkata: “Barangsiapa yang mengenal Allah, akan tetapi tidak cukup baginya pengenalan Allah, maka itulah orang yang celaka. Tidak akan berbahaya bagi orang yang taat apa yang ia peroleh dan apa yang ia jumpai dalam menjalankan taat kepada Allah. Apa yang akan diperbuat hamba dengan kekayaan sedangkan segala kemuliaan hanyalah diperuntukkan bagi yang bertakwa."

Beberapa Nasehat Para Ulama Tentang Takwa

Para ulama ra berkata: "Takwa ibarat menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya yang dzahir maupun batin, disertai rasa pengagungan kepada Allah swt dan takut kepada-Nya."

Sebagian ulama ahli tafsir menerangkan firman Allah swt yang artinya: "Bertakwalah kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenar-benarnya kepada-Nya." Artinya, Allah SWT ditaati dan tidak boleh ditentang, selalu diingat dan tidak boleh dilupakan, disyukuri dan tidak boleh diingkari.

Seorang hamba Allah swt, meskipun memiliki sejuta nyawa dan sejuta umur. Ketahuilah bahwa ia tidak akan mampu bertakwa kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya, meskipun ia menghabiskan semuanya untuk taat kepada Allah swt. Hal ini karena hak Allah swt atas para hamba-Nya sangatlah besar, juga karena keagungan Allah swt sangatlah besar dan tinggi.

Hamba paling sempurna menunaikan hak Allah swt adalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana beliau saw mengatakan dalam untaian do'anya sebagai tanda pengakuan kelemahan beliau SAW dalam menunaikan syukur yang sepenuhnya kepada Allah SWT:

أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتشكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بكَ مِنْكَ لاَ أَحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Artinya: "Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, berlindung kepada-Mu dari diriMu. Wahai Allah, aku tidak mampu menghitung pujian atas-Mu sebagaimana Engkau memuji atas Dzat-Mu sendiri."

Allah swt menciptakan malaikat semenjak diciptakan oleh-Nya, mereka selalu ruku,' sujud, bertasbih, dan membesarkan nama-Nya. Mereka tidak pernah berhenti dan tidak pernah sibuk dengan yang lain.

Jikalau tiba hari kiamat mereka berkata: "Maha Suci Engkau, hanyalah untuk-Mu segala pujian. Maafkanlah kami, karena kami belum mengenal-Mu dengan sebenar-benarnya dan kami belum menyembah-Mu dengan ibadah yang sebenar-benarnya."

Dalam hal ini, seorang ulama ra berkata: "Sesungguhnya firman Allah swt, yang artinya: "Bertakwalah kalian kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya." Telah dihapus dengan firman-Nya:

“Bertakwalah kalian kepada Allah swt dengan semampumu."

Ulama lain berkata: "Ayat yang kedua menjelaskan arti ayat pertama bukan menghapusnya." Dan inilah pendapat yang benar insyaAllah

Allah swt Yang Maha terpuji tidak memaksa seseorang kecuali semampunya. Meskipun ia berhak melakukannya, namun jikalau Allah swt menghendaki dan memerintahkannya. Karena Allah swt boleh berbuat apapun dalam kekuasaan-Nya, tetapi Allah swt telah memberi keringanan dan kemudahan bagi para hamba-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt:

يُرِيدُ اللَّهُ أَن تُخَفِّفَ عَنكُمْ وَخُلِقَ الْإِنسَنُ ضَعِيفًا )

Artinya: "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu. Karena manusia diciptakan dengan sifat lemah." (Qs. an-Nisaa' ayat: 28).

Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (Qs. al-Baqarah ayat: 185).

al-Imam Hujjatul Islam al-Ghazali ra menyebutkan dalam Kitab Ihya' 'Ulumuddin: "Ketika turun firman Allah swt:

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِن تُبْدُوا مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللَّهُ

Artinya: "Milik Allah lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika engkau melahirkan apa yang ada di dalam hatimu, atau engkau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan denganmu tentang perbuatanmu itu." (Qs. al-Baqarah ayat: 284).

Ayat ini sangatlah berat bagi para Sahabat Rasulullah SAW. Setelah turunnya ayat ini, para sahabat mendatangi beliau SAW dan

berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kami dipaksa melakukan sesuatu di luar kemampuan kami?" Mereka memahami dari ayat ini bahwa mereka akan diperhitungkan meski lintasan hati mereka.

Maka Nabi Muhammad SAW dengan bijaknya bersabda: "Apakah kalian ingin mengatakan seperti yang dikatakan Bani Israil: 'Kami telah mendengar dan kami tidak mematuhi. Tetapi katakanlah: 'Kami telah mendengar dan akan kami taati. Kami memohon ampunan-Mu wahai Tuhan kami dan hanya kepada-Mu kami kembali.”

Setelah mereka mengucapkan hal ini, kemudian Allah SWT menurunkan ayat selanjutnya:

ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ، وَالْمُؤْمِنُونَ

Artinya: "Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman." (QS. al-Baqarah ayat: 285).

Dia menceritakan tentang mereka dan do'a yang mereka panjatkan setelahnya, yaitu agar Allah swt tidak memperhitungkan kelupaan dan ketidak sengajaan mereka. Dan juga agar tidak menulis dosa atas mereka sampai akhir yang Allah SWT firmankan tentang mereka.

Kemudian Allah swt pun mengabulkan do'a mereka dan memberi keringanan, serta mengangkat kesulitan mereka.

Ketahuilah, bahwa segala pujian hanyalah untuk-Nya. Hal ini juga dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW:

تُحُوِّزَ لِي عَنْ أُمَّتِي الْحَطَأُ وَالنِّسْيانُ وَمَا اسْتَكْرِهُوا عَلَيْهِ، وَمَا حَدَّثُوا بِهِ أَنْفُسَهُمْ مَالَمْ يَقُولُوا أَوْ يَعْمَلُوا

Artinya: "Dimaafkan untuk umatku atas ketidak sengajaan, kelupaan dan keterpaksaan mereka. Serta apa yang mereka simpan dalam

benak mereka selama mereka tidak mengucapkannya atau melakukannya."

Sedangkan firman Allah SWT yang artinya: "Dan janganlah sekali-kali engkau wafat melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Perintah dari Allah swt agar kita meninggal dalam keadaan Islam yang merupakan agama Allah swt yang telah Allah SWT kabarkan dalam Kitab-Nya, bahwa Islam adalah agama yang Allah SWT ridhai dan Allah SWT pula tidak akan menerima dari siapapun selain agama ini serta inilah agama yang Allah SWT ridhai untuk Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

إنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Artinya: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (Qs. Ali Imran ayat: 19).

Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَسِرِينَ )

Artinya: "Barangsiapa mencari agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Qs. Ali Imran ayat: 85).

Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:

فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفِ لِإِثْمٍ

Artinya: "Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan kelak Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Qs. al-Maidah ayat: 3).

Seseorang tidak dapat memilih mati dalam keadaan Islam dengan sendirinya, akan tetapi Allah swt telah menjadikan jalan baginya untuk mewujudkannya. Jikalau sang hamba telah menempuhnya, berarti ia telah menjalankan prosedurnya dan segala macam perintah-Nya. Yaitu memilih mati dalam keadaan Islam dengan penuh pengharapan dan tekad yang bulat. Ia membenci mati dalam keadaan selain Islam dan ia selalu memohon kepada Allah SWT agar ia dimatikan dalam keadaan Islam. Demikianlah Allah SWT mensifatkan para nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya yang shaleh.

Sebagaimana Allah SWT mengabarkan tentang Nabi Allah Yusuf bin Ya'qub as:

أَنتَ وَلِي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّلِحِينَ )

Artinya: "Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang yang shaleh." (Qs. Yusuf ayat: 101).

Juga tentang para penyihir ketika mereka beriman dan mendapat ancaman hukuman dari Fir'aun:

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (۳)

Artinya: "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (Qs. al-A'raaf ayat: 126).

Allah swt menceritakan tentang Nabi Allah Ibrahim as bahwa ia berwasiat kepada anaknya. Demikian juga Nabi Allah Ya'qub as yang berwasiat kepada anaknya agar meninggal dalam keadaan Islam. Dalam firman Allah SWT:

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَنبَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): 'Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah engkau wafat kecuali dalam memeluk agama Islam." (Qs. al-Baqarah ayat: 132).

Oleh karena itu, hendaknya seseorang berusaha menjaga dan memperteguh keislamannya dengan menjalankan perintah Allah. SWT. Karena orang yang meninggalkan perintah Allah SWT, maka ia rentan mati di luar Islam. Ia melakukan pelanggaran itu sebagai bukti bahwa ia meremehkan agama, maka hendaknya seorang muslim berhati-hati dalam hal ini.

Hendaknya ia juga menghindari kemaksiatan dan perbuatan dosa. Karena kemaksiatan dapat melemahkan Islam, mengguncang tatanannya dan dapat menyebabkan keimanannya rentan tercabut menjelang kematian, hal ini sebagaimana yang banyak dialami oleh para pelaku kemaksiatan. Dalam Kitab Suci al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

ثُمَّ كَانَ عَقِبَةَ الَّذِينَ أَسَتُوا السُّوَأَى أَن كَذَّبُوا بِنَايَتِ اللَّهِ وَكَانُواْ مَا يَسْتَهْزِءُونَ )

Artinya: "Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (adzab) yang lebih buruk. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya." (Qs. ar-Ruum ayat: 10).

Hendaknya hal ini dijadikan bahan renungan. Oleh karenanya, ajaklah dirimu untuk menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala macam larangan-Nya. Jika engkau terjerumus dalam suatu kemaksiatan, maka segeralah bertaubat kepada Allah swt dan janganlah sekali-kali tetap berkecimpung di dalamnya.

Memohonlah selalu kepada Allah swt untuk khusnul khatimah, Karena kami telah mendengar, bahwa setan terlaknat berkata: “Telah mematahkan punggungku orang yang memohon kepada Allah SWT khusnul khatimah, seraya ia berkata: 'Kapan ia merasa takjub dengan amal perbuatannya, aku takut kalau ia sudah pandai."

Perbanyaklah membaca kalimat tahmid dan bersyukur kepada Allah swt atas kenikmatan Islam, karena hal itu adalah kenikmatan terbesar. Andaikan Allah SWT memberikan dunia seisinya kepada seorang hamba, tetapi Allah swt tidak memberinya nikmat Islam, maka sudah pasti segala macam kenikmatan yang diperolehnya itu adalah bencana baginya.

Dan seandainya ia hanya dianugerahi kenikmatan Islam, namun ia sama sekali tidak diberi kenikmatan duniawi, maka hal ini tidaklah menjadi bencana baginya. Sebab orang yang pertama, jikalau mati, maka ia akan berakhir di neraka. Sedangkan orang

yang kedua, jikalau mati, maka ia akan masuk surga (Karena tiket untuk masuk surga adalah Islam)

Hendaknya engkau selalu merasa cemas dan takut mengalami su'ul khatimah' Karena Allah SWT lah yang membolak-balikkan hati. Allah SWT memberi hidayah kepada siapa saja yang

Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis shahih

وَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلٍ

أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنْ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّ مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

Artinya: "Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia sesungguhnya seorang dari kalian melakukan amalan penduduk surga hingga jarak antara ia dengan surga tinggal sehasta. Kemudian telah didahului ketentuan Kitab (takdir), lalu ia melakukan amalan penduduk neraka, maka akhirnya ia pun memasukinya.

Sesungguhnya seorang dari kalian melakukan amalan penduduk neraka, hingga jarak antara ia dengan neraka tinggal sehasta, kemudian didahului ketentuan Kitab (takdir) lalu ia melakukan amalan penduduk surga, maka akhirnya ia memasukinya."

Isi hadis ini sangatlah merisaukan orang-orang yang bertakwa dan lurus, apalagi orang-orang yang suka lalai dalam urusan agama. Salah seorang salafunasshalihin berkata: "Demi Allah, tidaklah seseorang merasa aman keimanannya dari pencabutan melainkan pasti tercabut."

Dahulu para salafunasshalihin dengan keshalehan amal mereka dan sedikitnya dosa-dosa mereka karena kehati-hatian mereka dalam bertindak, itu pun mereka masih merasa ketakutan mati dalam keadaan su'ul khatimah. Sehingga salah seorang mereka berkata:

"Andaikan aku ditawari meninggal dalam keadaan Islam di pintu kamarku atau mati syahid di depan pintu rumah, maka pasti aku pilih mati dalam keadaan Islam di pintu kamar ketimbang mati syahid di depan pintu rumah. Karena aku tidak tahu apa yang akan melintas dalam hatiku dari pintu kamar sampai pintu rumah."

Dalam sebuah kesempatan lain, salah seorang salafunasshalihin berkata kepada saudaranya: "Jikalau aku telah dijemput ajal, maka duduklah di sebelah kepalaku dan lihatlah apa yang terjadi. Apabila engkau melihatku meninggal dalam keadaan Islam, maka ambillah seluruh yang aku miliki, lalu juallah kemudian belilah manisan dan kacang-kacangan lalu bagikan kepada anak-anak.

Namun apabila engkau melihatku meninggal di luar itu, beritahukanlah orang-orang agar yang menshalatiku adalah orang-orang yang ingin menshalati dalam keadaan sadar."

Ia telah memberitahukan kepadanya tanda-tanda untuk membedakan dua hal ini, orang itu berkata: “Aku mendapatinya meninggal dunia dalam keadaan Islam." Lalu ia melakukan pesannya agar menyedekahkan pada anak-anak kecil." Ketahuilah, bahwa cerita mereka mengenai hal ini banyak sekali.

Ketahuilah, bahwa kebanyakan orang yang mati dalam keadaan su'ul khatimah adalah yang suka meremehkan shalat wajib, zakat wajib, suka mencari keburukan orang lain, mengurangi timbangan, menipu orang lain, mengelabuhi mereka dalam urusan agama dan duniawi, mendustakan para auliya' Allah SWT dan mengingkari mereka tanpa alasan yang benar, dan mengaku-ngaku mencapai derajat para wali tanpa kebenaran, serta karena melakukan perbuatan keji lainnya.

Orang yang paling dikhawatirkan mengalami su'ul khatimah adalah orang yang melakukan bid'ah dalam agama, juga memendam keraguan terhadap Allah swt, Rasul-Nya dan hari akhir. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim sangat berhati-hati dalam masalah ini. Karena tiada yang dapat terlindungi dari ketentuan Allah SWT kecuali orang-orang yang diberi rahmat.

Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Pengasih kami memohon kepada-Mu demi cahaya wajah-Mu yang mulia. Matikanlah kami dalam keadaan Islam dan ikutkanlah kami dalam golongan orang-keadaan selamat. Kabulkanlah orang yang shaleh dalam. permohonan kami ini wahai Tuhan alam semesta. Firman Allah swt:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Berbagi

Posting Komentar