Cara Cerdas Imam Ghazali mengetahui kekurangan diri sendiri.



Foto : Ilustrasi 

almiftah.id | Jumat, 20 Maret 2020 | Kolom Dewan A'wan

almiftah.id-Seseorang hendaknya terus melakukan evaluasi dan introspeksi terhadap akhlak dan tingkah laku dirinya. Dalam ajaran agama seseorang ditekankan agar lihai dalam melihat kekurangan diri sendiri supaya terhindar dari sikap membanggakan diri, merasa diri lebih baik, dan merasa lebih sempurna dari orang lain.
Bersyukurlah seseorang yang setiap saat mampu mengontrol aib dan kekurangan pribadinya, mengetahui kekurangan diri sendiri merupakan petunjuk dari Allah.
Imam Ghazali menyatakan dalam kitab fenomenalnya :

إذا أراد الله بعبد خيرا، بصّره بعيوب نفسه

"Jika Allah menghendaki kebaikan hambanya, maka Allah Azzawajjallah akan menampakkan kekurangan dirinya sendiri.
Imam Ghazali melanjutkan"

لكن أكثر الخلق جاهلون بعيوب أنفسهم

Akan tetapi banyak makhluk Allah (Manusia) tidak tahu akan kekurangan dirinya.

Mengetahui kekurangan diri sendiri merupakan hal yang sulit, membutuhkan hati yang lapang, jiwa yang besar.

Seorang yang tak berjiwa besar, hati tak lapang sulit mengetahui kekurangan diri sendiri, bahkan parahnya disaat ada seseorang yang mencoba memberikan arahan dan mengoreksi malah dibantah bahkan marah, memberontak dan menyerang orang yang memberikan arahan. Hal ini menandakan kerasnya hati dan sering berfikir negatif terhadap orang lain.

Seorang yang berfikir positif, jiwa yang besar, dan tidak egois selalu bisa memetik hikmah dibalik teguran dan arahan dari orang lain, menerima dengan lapang dada, jangankan benar, salahpun diambil hikmahnya bagi seorang yang berjiwa lapang.
“Jika kita membutuhkan cermin untuk memperindah paras kita, maka kita butuh orang lain untuk memperbaiki tingkah laku kita”

Kekurangan (aib) merupakan suatu penyakit batin yang ada pada setiap orang, jika seseorang telah Mengetahui penyakitnya, maka mudah untuk mengobatinya.
Lalu bagaimana cara mengetahui kekurangan diri sendiri. Ada 4 metode yang imam ghazali anjurkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita.

Pertama :

ان يجلس بين يدي شيخ

Sering duduk bersama gurunya. Sebagaimana pada umumnya, guru mampu melihat kekurangan-kekurangan muridnya, secara spontan terkadang nasihatnya sesuai dengan kondisi hati, keresahan dan kegelisahan terkadang nampak nyata didepan para guru, kondisi muridnya dimasyarakat pun sama, nampak jelas.
Senada dengan pernyataan Hadrotis Syaikh KH Hasyim Asy’ari :
Guru dan murid ibarat dokter dan pasien, pasien yang sakit, ia harus senantiasa menerima petunjuk dokternya. Berapa kali ia harus meminum obat dalam sehari, pola makan yang harus dijaga dan hal-hal lain yang diperintahkan oleh sang dokter. Demikian pula murid, bila ia ingin sembuh dari penyakit kebodohan dan kekurangannya, ia harus menuruti resep tanggapan dari gurunya. Pasien yang sulit diarahkan, maka sulit juga baginya untuk sembuh dari penyakit yang dilanda.

Kedua :
ان يطلُب صديقا صدوقا
Mencari teman yang benar-benar jujur. Juga teman yang tidak sungkan untuk menegur kita saat kita salah.
Teman seperti ini akan selalu memperhatikan tingkah laku dan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan, sehingga akhlak dan perbuatan yang kurang baik akan langsung diingatkan dan dibenahi.
Pepatah Arab mengatakan :

خير الاصحاب من يدلك على الخير
"Sebaik-baik teman adalah mereka yang mengarahkan kita kepada kebaikan".

Sudah masyhur dikalangan ulama salaf sekalipun pangkatnya lebih tinggi masih meminta nasihat kepada bawahannya juga kepada sesama ulamanya, dengan satu tujuan agar mengetahui apa kekurangan yang ada pada dirinya sehingga mudah untuk mengobatinya.

Semakin sempurna akal dan ilmunya seseorang, makan akan semakin curiga terhadap dirinya sendiri, juga senang jika ada seseorang yang memberitahu kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya, kemudian mengambil manfaat dari nasehat tersebut.

“Berterima kasihlah kepada kritisi, sebab bisa membuka kekurangan yang ada pada diri kita”.

Namun, anehnya orang-orang pada zaman sekarang ini yang dibenci adalah mereka yang menasehati dan yang memeberitahu kekurangan-kekurangan kita bahkan terkadang sampai memarahinya.
Hal ini menjadi indikasi kerasnya hati dan begitu sangat lemah iman kita sehingga tidak mau menerima nasihat-nasihat dari orang lain.

Ketiga : 
ان يستفيد معرفة عيوب نفسه من ألسنة اعدائه

"Mengambil manfaat (faidah) dari lisan dan ucapan para musuh untuk mengetahui kekurangan-kekurangan diri sendiri".

Sudah menjdi watak manusia yang cenderung mendustakan musuh dan menganggap bahwa semua yang diucapkan seorang musuh disebabkan karena kedengkian dan kebencian.

Jangan dikira musuh itu selalu mencelakakan dan memporak-porandakan, tidak, itu tidak benar. Bagi yang berjiwa matang, dada yang lapang, musuh bisa menjadikan seseorang semakin kuat dan bisa semakin baik, sebab dengan pandangan-pandangan kebencian kekurangan yang ada pada diri seseorang bisa lebih nampak nyata dan mempermudah untuk mengobatinya.
إن عين السخط تبدي المساويا
"Sungguh pandangan kebencian dan kemarahan bisa menampakkan kekurangan-kekurangan".

Bahkan kemungkinan manfaat yang dapat diperoleh dari seorang musuh yang mencaci maki dan yang menyebut kekurangan-kekurangan kita lebih besar faidahnya daripada kawan yang selalu memuji dan menutupi kekurangan-kekurangan kita.

“Musuh yang baik adalah mereka yang membuka kekurangan kita, dan teman yang jelek adalah mereka yang tidak pernah menegur dan mengingatkan kita disaat kita salah.”
Keempat :
ان يخالط الناس، فكل ما رآه مذموما فيما بين الخلق، فليطالبْ نفسه به وينسبها اليه

"Berbaur dengan masyarakat (manusia), setiap sesuatu yang dirasa kurang baik diantara mereka (makhluk/masyarakat), hendaknya dicari pada dirinya sendiri dan merasa bahwa dirinya memiliki hal tercela tersebut".

Kita harus sadar, bahwa waktak seseorang hampir sama yaitu sama-sama cenderung mengikuti hawa nafsu, sehingga kekurangan yang ada pada orang lain bisa jadi juga ada pada diri kita, bisa lebih parah atau lebih sederhana. Maka kita perlu mengoreksi diri sendiri jika melihat perkara yang tak elok sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki diri.

إن المؤمن مرآة المؤمن، فيرى من عيوب غيره عيوبَ نفسه

Sungguh orang mukmin adalah cerminan bagi orang mukmin (yang lain), maka (jika) melihat kekurangan-kekurangan orang mukmin yang lain, ia (bisa melihat) kekurangan-kekurangan dirinya.

Semoga bermanfaat.

Ali Maksum






Berbagi

Posting Komentar